Republik
Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah
negara di Asia Tenggara, yang
dilintasi garis khatulistiwa dan
berada di antara benuaAsia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.984 pulau,[5] Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara.[6] Dengan populasi sekitar sebesar 260 juta jiwa pada
tahun 2013,[7]Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di
dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sekitar 230 juta meskipun secara
resmi bukanlah negara Islam.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang
dipilih langsung.
Ibu
kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor (mantan bagian provinsi dari indonesia). Negara
tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah
Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi
wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan
Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaanHindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para
pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropayang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan
rempah-rempah Maluku semasa era
penjelajahan samudra. Setelah berada di bawahpenjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia-Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan,
ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses
demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama
yang berbeda. Suku Jawa adalah suku terbesar dengan
populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.[8] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"),
berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan
wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Indonesia
juga anggota dari PBB dan satu-satunya
anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali
pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang
ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi
anggota dari OECD.
Etimologi
Kata "Indonesia"
berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti
"Hindia" dan kata dalam bahasa
Yunani nesos yang
berarti "pulau".[9] Jadi,
kata Indonesia berarti wilayah Hindia
kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama
ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat.[10] Pada
tahun 1850, George Earl,
seorang etnolog berkebangsaan
Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk
penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu".[11] Murid
dari Earl,James Richardson Logan,
menggunakan kata Indonesia sebagai
sinonim dari Kepulauan India.[12] Namun,
penulisan akademik Belanda di media Hindia-Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda(Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan
tahun 1860 dalam novel Max
Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli,
mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).[6]
Sejak tahun 1900, nama
Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan
golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik.[6] Adolf Bastian dari Universitas
Berlin memasyarakatkan nama ini melalui
buku Indonesien oder die Inseln
des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang
menggunakannya ialah Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia
mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.[10]
Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar